Jumat, 03 Januari 2014

Kapal induk Admiral Kuznetsov milik Angkatan Laut Rusia.

sungguh sangat takjub dan kagum saat saya melihat serta mengetahui kemampuan dari Kapal Induk tersebut diatas. model dan bentuknya berbeda dengan Kapal Induk milik Angkatan Laut Amerika. "kampung di tengah laut" adalah julukan khas untuk sebuah Kapal Induk.

Saat ini sudah ada sepuluh negara yang memiliki kapal induk, yakni Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis, Brasil, Spanyol, Italia, Thailand, dan India. Dari sepuluh negara tersebut, baru Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Spanyol, dan Italia yang mampu memproduksi kapal induk sendiri. Di antara negara-negara tersebut, Rusia merupakan salah satu negara yang sudah mampu membuat dan mengoperasikan kapal induknya sendiri meski dari segi kuantitas jumlahnya hanya satu.
  

Rusia berusaha melengkapi angkatan lautnya dengan berbagai macam kapal perang dan kapal selam. Mulai dari kapal selam bertenaga nuklir Borey-class (dikenal dengan nama Proyek 955), kapal selam diesel-electric Lada-class (Proyek 677), kemudian masih ada kapal selam bermesin diesel Kilo-class (Proyek 636). Kiat ini sekaligus untuk mendongkrak kemampuan tempur angkatan lautnya yang mengalami penurunan. Kekuatan militer Rusia yang dulu masih bernama Uni Soviet pernah tercatat sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Namun pascabubarnya Uni Soviet pada tahun 1990-an, semua itu langsung berubah 180 derajat. Kedigdayaan yang pernah dirasakan itu pun akhirnya memudar. 

Kapal induk satu-satunya yang dimiliki oleh Angkatan Laut Rusia itu memiliki nama resmi Admiral Flota Sovetskogo Soyuza Kuznetsov. Kapal induk yang dikenal sebagai Project 1143.5 ini didesain oleh Nevskoye Planning and Design Bureau, sedangkan basis pembangunannya dipercayakan kepada galangan kapal Nikolayev South Shipyard yang terletak di Ukraina. Kapal induk ini diluncurkan pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara penuh tahun 1995. Admiral Kuznetsov termasuk salah satu kapal induk yang rajin ganti nama. Awalnya kapal induk ini bernama Riga kemudian menjadi Leonid Brezhnev, lalu berubah menjadi Tbilisi dan terakhir menjadi Admiral Kuznetsov.

Menurut situs globalsecurity.org, kapal induk Admiral Kuznetsov yang memiliki bobot 67.500 ton mampu melaju hingga kecepatan 32 knots dan mampu membawa pesawat tempur seperti Sukhoi Su-33, Yak-141 serta 24 helikopter Kamov. Bicara soal persenjataan, kapal induk ini dilengkapi dengan rudal antikapal permukaan Granit (SS-N-19), rudal permukaan ke udara Klinok, dan rudal permukaan ke udara Kashtan. Selain itu juga dilengkapi dengan roket antikapal selam UDAV-1.

 Jika dibandingkan dengan AS, jumlah kapal induk yang dimiliki Rusia memang jauh ketinggalan. AS sendiri mengoperasikan tiga belas kapal induk, mulai dari USS Nimitz, USS Theodore Roosevelt, USS George Washington, USS John C Stennis, USS Harry S Truman, USS Ronald Reagan, USS Abraham Lincoln, USS George H W Bush, USS Enterprise, USS Kitty Hawk, USS John F Kennedy, USS Dwight D Eisenhower, dan USS Carl Vinson.

Terlepas dari itu semua, tahun 2008 lalu, Panglima Angkatan Laut Rusia pernah mengumumkan rencana untuk memodernisasi armada angkatan lautnya melalui pembangunan lima sampai enam kapal induk. Namun sayangnya hingga saat ini rencana tersebut belum terealisasi karena masalah anggaran. 

Nah, saatnya kita bertanya, "kapankah Angkatan Laut Republik Indonesia memiliki sebuah Kapal Induk??"....
sebagai negara maritim besar, kita sangat perlu punya Kapal Induk agar semakin kuat pertahanan laut kita dari berbagai ancaman. besarlah harapan saya pribadi dan mungkin juga seluruh rakyat negara ini, kita punya armada Angkatan laut yang hebat dan kuat agar tidak mudah "di pecundangi" negara lain.
hope so much.... 

Salam Rastra Sewakottama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar